JEMAAT TUBUTUAN, Washington DC - Kontroversi Menyertai Rencana Pidato Menteri Keuangan Israel diWashington DC yang Diprotes oleh Kelompok Yahudi Amerika - Pada hari
Minggu, seorang menteri pemerintah Israel bernama Bezalel Smotrich dijadwalkan
memberikan pidato di sebuah konferensi di Washington, DC. Namun, banyak orang
Yahudi Amerika berencana untuk memprotes. Mereka jarang secara terbuka
menentang pidato para pemimpin pemerintah Israel. Smotrich adalah seorang
politikus sayap kanan Israel dan telah berulang kali menyerukan pencaplokan
Tepi Barat yang diduduki.
Pada pekan lalu, setelah seorang
penduduk desa Palestina membunuh dua bersaudara Yahudi, Smotrich mengatakan
desa itu harus "dimusnahkan". Pemukim Yahudi Tepi Barat mengamuk di
kota daerah Nablus, membakar rumah dan mobil serta membunuh seorang warga
Palestina. Smotrich meminta maaf atas komentar tersebut. Awal pekan ini, 73
organisasi Yahudi Amerika berjanji untuk tidak bertemu dengan Smotrich selama
perjalanannya ke AS.
Pemerintah AS menyetujui visa
Smotrich untuk bepergian ke AS pada hari Kamis. Hanya satu kelompok Yahudi,
Persatuan Ortodoks, yang secara terbuka mengakui akan bertemu dengan Smotrich
selama perjalanannya. Pemerintah baru Israel telah bermitra dengan partai-partai
nasionalis dan agama sayap kanan. Salah satu prioritas pertamanya adalah
pemeriksaan yudisial yang akan menghilangkan independensi pengadilan tinggi
Israel. Rancangan undang-undang tersebut akan memungkinkan parlemen membatalkan
keputusan Mahkamah Agung dan memberi pemerintah kekuasaan untuk menunjuk hakim.
Warga Israel telah turun ke jalan untuk menentang perubahan tersebut,
meningkatkan gerakan protes terbesar dalam sejarah negara itu.
Beberapa ekspatriat Israel juga
akan menghadiri protes di Washington pada hari Minggu. Unjuk rasa “No to
Smotrich, No to Hate” diperkirakan akan menarik beberapa ratus pengunjuk rasa.
Orang Yahudi Amerika memiliki kewajiban moral dan sejarah untuk memprotes, kata
para pemimpin Yahudi seperti Rabbi Jill Jacobs, CEO T'ruah: Seruan Rabbinic
untuk Hak Asasi Manusia. Menurutnya, demonstrasi itu bukan hanya tentang
Smotrich, tetapi tentang serangan habis-habisan terhadap demokrasi yang tidak
hanya terjadi pada bulan November. Hal tersebut termasuk pendudukan dan upaya masa
lalu untuk menyerang organisasi hak asasi manusia Israel dan Palestina dan
melanggar hak untuk memprotes.
Berdasarkan artikel yang telah
dibaca, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan dan keyakinan seseorang sangat
mempengaruhi pandangan dan sikap yang dimiliki terhadap kehidupan. Selain itu,
artikel ini juga menegaskan bahwa menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan
dapat membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti rasa syukur,
kedamaian, dan kebahagiaan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kita bisa
terhindar dari segala macam masalah dan tantangan dalam hidup. Sebaliknya, kita
perlu menghadapinya dengan kesabaran, kekuatan, dan kepercayaan yang kuat pada
Tuhan.
Moral yang dapat diambil dari artikel ini adalah bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan harapan dalam hidup kita. Seperti tertulis dalam Mazmur 46:2-3 "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut". Kita juga perlu mengembangkan rasa syukur dan menghargai setiap momen kebahagiaan yang diberikan oleh Tuhan, sebagaimana tertulis dalam 1 Tesalonika 5:18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu". Dengan memiliki keyakinan dan mempercayakan hidup pada Tuhan, kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan sejati, sebagaimana yang dijanjikan oleh Tuhan dalam Yohanes 14:27 "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Resources : berbagai berita kristen dunia
Editor : yakangid admin
Post a Comment