Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Khotbah tentang damai sejahtera | Renungan Minggu Sengsara Kristiani

26 March 2022 | Saturday, March 26, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-26T01:01:29Z

Tema : Yesus Pemimpin Berkharisma: Membawa Damai Dengan Cara Damai

Bacaan Alkitab: Lukas 19:28-44

Khotbah tentang damai sejahtera | Renungan Minggu Sengsara Kristiani


Pengantar

 

Semenjak era kuno, kota merupakan simbol peradaban. Dia membentuk semangat serta budaya manusia buat kebaikan ataupun keburukan; damai ataupun konflik; sehat ataupun sakit. Akhir- akhir ini kita mendengar apa yang diucap smart city( kota pintar). Dalam sebagian tahun terakhir pemerintah Kota Kupang aktif membangun bermacam infrastruktur buat jadi kota pintar. Rencana pemerintah pusat buat memindahkan Bunda Kota Negeri( IKN) Indonesia ke Kalimantan pula ialah bagian dari transformasi peradaban itu. Smart city ialah upaya inovatif ekosistem kota dalam menanggulangi bermacam perkara serta tingkatkan mutu hidup manusia.

 

Penjelasan Teks

 

Yerusalem merupakan bunda kota Israel. Kota ini diucap lebih dari 800 kali di dalam Alkitab dari kitab Peristiwa hingga Wahyu. Kata Yerusalem diprediksi berasal dari kata Ibrani syalom yang berarti damai. Para nabi bernubuat kalau bangsa- bangsa hendak berduyun- duyun ke Yerusalem/ Zion buat menyembah Allah, sebab Bait Allah berdiri di kota ini. Inilah kota Allah( Mazmur 48), kota dimana umat menimba spiritualitas. Pada masa Yesus, Israel/ Yerusalem ialah daerah jajahan kerajaan Romawi. Kitab- kitab Injil, tidak menyebut tentu berapa kali Yesus tiba ke Yerusalem. Dapat jadi berulang kali, tetapi secara gamblang, sangat kurang ada 3 cerita yang mengisahkan kedatangan Tuhan Yesus di kota kudus ini, ialah kala Dia disunat pada umur 8 hari( Lukas 2: 21), kala menjajaki perayaan Paskah pada umur 12 tahun( Lukas 2: 41) serta pada perayaan Paskah menjelang kematian- Nya( Lukas 19: 28 dst- nya).

 

Keledai dan Pesan Damai

 

Terdapat 2 kejadian dalam Lukas 19: 28- 44 yang jadi renungan Pekan Sengsara ini. Awal, ayat 29- 40 tentang Tuhan Yesus mengendarai keledai merambah kota Yerusalem serta menarik simpati para peziarah yang hendak memperingati Paskah. Kedua, ayat 41- 44 tentang Tuhan Yesus menangisi kota Yerusalem. 2 kejadian ini kontras; terdapat sukacita serta dukacita sekalian. Euforia sukacita diwakili oleh massa peziarah. Mereka mengelu- elukan Yesus sebab didorong oleh harapan datangnya Mesias politik yang hendak melepaskan mereka dari belenggu penjajahan. Massa warnanya memandang wujud Mesias itu dalam diri Yesus. Serta, pada dikala yang sama, Yesus sendiri menyadari diri- Nya selaku Mesias tetapi tidak dalam penafsiran politis semacam yang di idamkan oleh massa.

 

Misi kemesiasan Yesus merupakan mencari, mengobati, menyelamatkan, meneguhkan, menghibur, mengajar, menegur, berikan makan, membangkitkan, mengasihi, mengampuni, serta sebagainya. Misi itu sudah dikerjakan serta melahirkan transformasi secara lahir serta batin untuk sebagian besar umat yang hadapi serta yakin pada pengajaran Yesus. Namun di lain pihak memunculkan rasa benci di mata setengah pemimpin agama( Farisi, Zaduki, Ahli- ahli Taurat). Untuk kalangan elit ini, Yesus merupakan tokoh yang beresiko. Sangat kurang, dalam sebagian peristiwa terpaut pelaksanaan aturan- aturan agama misalnya, kejadian wanita yang kedapatan berzina, para pemimpin itu kehabisan muka sebab dibungkam oleh Yesus. Hingga timbullah konflik serta upaya buat menewaskan Yesus. Yesus sendiri ketahui bahaya itu semenjak mengawali pelayanan- Nya di kota Nazareth. Oleh karena itu Dia menyusun strategi sedemikian rupa supaya diri- Nya tidak dibunuh secara diam- diam. Jika juga Dia mati di tangan para musuh, Dia mau kematianNya disaksikan oleh banyak orang.

 

Strategi itu nampak jelas kala Dia memilah merambah kota Yerusalem secara dramatis dengan mengendarai seekor keledai muda sebagaimana nubuatan nabi Zakaria( 9: 9). Dia berikan pesan kepada khalayak yang hendak memperingati Acara Paskah, entah kawan ataupun lawan, kalau Dia tiba buat bawa damai. Bukan perang. Bukan kekerasan. Profesor. Semuel Hakh, menyebut Yesus masuk serta keluar kota Yerusalem pada hari Pekan, Senin serta Selasa. Jadi 3 hari berturut- turut Yesus secara terencana menarik atensi publik mengarah hari kematianNya. Tidak terdapat kesan buat bersembunyi ataupun melarikan diri dari ancaman pembunuhan. Dia mengalami kematian- Nya secara heroik.

 

Yesus Menangis

 

Pada keadaan pilu, menangis dipicu oleh penderitaan yang berat ataupun hati serta jiwa yang sirna sebab bermacam karena. Cuma terdapat 2 catatan tentang Yesus menangis, ialah pada kejadian kematian Lazarus serta dikala memandang kota Yerusalem saat sebelum kematian- Nya. Menangisi orang yang wafat dunia merupakan reaksi yang normal. Sebaliknya menangisi suatu kota, yang nampak baik- baik saja( kecuali porak- poranda sebab musibah) ialah perilaku yang tidak umum sehingga mencuat persoalan, seberapa pentingkah Yerusalem hingga Yesus bercucuran airmata memandang kota itu?

 

Aplikasi

 

Kita bersyukur kalau secara nasional NTT ialah salah satu kota sangat toleran. Pasti agama Kristen berkontribusi untuk atmosfer kerukunan itu. Tetapi jangan kurang ingat kalau perkara kemiskinan, area hidup, pembelajaran, perdagangan orang, stunting, HIV/ AIDS, kekerasan serta kriminalitas, pula ialah permasalahan sungguh- sungguh di provinsi ini. Terhadap keadaan kurang baik itu, gereja mesti meratapi serta memasukinya. Dengan airmata, mata kita dibersihkan buat memandang secara lebih jelas rahmat yang disediakan Allah. Namun jangan menyudahi di sana. Bangkit serta ambilah tanggung jawab dalam pembangunan warga. Jangan melarikan diri. Desa- desa serta kota- kota di NTT dikala ini memerlukan pemimpin- pemimpin yang mempunyai komitmen tulus buat membangun peradaban yang damai semacam yang dicoba Tuhan Yesus.


 Source :

Bahan Pelayananan Minggu Sengsara V GMIT Tahun 2022


TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update