Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kisah Ngelakh di Senegal: Mengakhiri Puasa Ramadhan dan Membangun Persatuan

13 April 2024 | Saturday, April 13, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-13T00:49:21Z

Kisah Ngelakh di Senegal: Mengakhiri Puasa Ramadhan dan Membangun Persatuan

Mengakhiri Puasa Ramadhan dan Membangun Persatuan: Kisah Ngelakh di Senegal

 

Introduction


Dalam cahaya bulan purnama yang bersinar gemilang di langit Senegal, suara nyanyian syukur bergema merayakan akhir puasa Ramadhan dan awal persahabatan yang mengagumkan. Sebagai ungkapan syukur atas berkah persatuan, umat Kristen dan Muslim bersama-sama merayakan Korite (Idul Fitri) dengan tradisi ngalakh yang penuh makna. Sebuah kutipan dari (band.1 Korintus 1:10) menggema di antara langkah-langkah yang saling terikat erat, "Karena itu, saudara-saudara, berbicaralah semuanya dengan sepakat dan jauhkanlah pertentangan-pertentangan di antara kamu, dan hiduplah selaras dengan ajaran-ajaran Yesus Kristus." Mari kita telusuri kisah kebersamaan ini lebih lanjut, dan saksikan bagaimana tradisi ini mempererat hubungan antaragama dengan penuh kebaikan dan kasih.

 

Editorial Report

 

Sebagaimana dilangsir dari christianitytoday, kamis (11/04/2024, pukul 13.00). Minggu ini, umat Kristen di negara Afrika Barat yang mayoritas penduduknya Muslim mengakhiri puasa Ramadhan selama sebulan dengan merayakan Korite (Idul Fitri). Saat merayakan Korite, fokus utama adalah pada pengampunan, rekonsiliasi, dan berbagi makanan sehat, seperti ayam, dengan teman-teman Kristen.

 

Dua bulan kemudian, saat Tabaski (Idul Adha), tradisi berbagi makanan meluas ke tetangga Kristen. Daging kambing dari domba yang disembelih untuk memperingati pengorbanan putra Abraham juga dibagikan.

 

Bagi umat Kristiani di Senegal, tanda persatuan antaragama adalah ngalakh, sebuah bubur yang menjadi simbol kuat kebersamaan. Dalam bahasa setempat, ngalakh berarti "membuat bubur", dan makanan penutup dingin ini menandai berakhirnya masa Prapaskah.


Kisah Ngelakh di Senegal: Mengakhiri Puasa Ramadhan dan Membangun Persatuan

 

Sebuah Tradisi yang Menyatukan


Komunitas Kristen di Senegal, yang hanya sekitar 3-5% dari 18 juta penduduknya, merayakan Paskah dengan ngalakh. Terbuat dari krim kacang dan roti monyet (buah dari pohon baobab), ngalakh memperkuat hubungan antara Kristen dan Muslim di negara ini.

 

Tradisi ngalakh ini berkembang selama masa kolonialisme Perancis ketika perempuan pelayan mulatto menyiapkan makanan tanpa daging kepada tuannya selama puasa Prapaskah. Seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut juga meluas ke kalangan Protestan.

 

Simbol Persatuan dan Kebaikan


Meskipun ngalakh dianggap kontroversial oleh sebagian, bagi banyak orang, ngalakh adalah simbol persatuan dan niat baik di antara tetangga. Ini bukan hanya tradisi Katolik, tetapi juga sarana untuk memupuk penjangkauan dan membangun jembatan pemahaman.

 

Dogue, wakil presiden operasi Afrika untuk Our Daily Bread Ministries, mengatakan bahwa ngalakh adalah contoh nyata tentang bagaimana keberagaman agama bisa menjadi sumber kebaikan dan kesatuan.

 

Kesimpulan


Tradisi ngalakh di Senegal bukan hanya tentang membuat bubur, tetapi tentang menghormati, menghargai, dan memperkuat hubungan antaragama. Ini adalah bukti bahwa melalui pengampunan, rekonsiliasi, dan berbagi, kita dapat membangun dunia yang lebih baik dan penuh kasih.

 

Suara Gembala dan Doa Penutup

 

Suara Gembala masih terdengar jelas di antara gemuruh kehidupan yang terus berputar di Senegal, memanggil semua umat-Nya untuk hidup dalam kasih dan persaudaraan. Sebagai umat Kristiani, kita diajak untuk mengambil contoh dari hubungan yang damai dan penuh toleransi antara Kristen dan Muslim dalam perayaan Korite dan Tabaski, sebagai cerminan dari ajaran Kristus yang mengajarkan kasih dan pengampunan. Dalam (band.1 Yohanes 4:7) tertulis, "Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah."


Kisah Ngelakh di Senegal: Mengakhiri Puasa Ramadhan dan Membangun Persatuan

 

Mari kita mengakhiri perjumpaan kita dengan doa, memohon kepada-Nya agar kasih, perdamaian, dan persatuan selalu mengalir di antara umat manusia, tidak hanya di Senegal tetapi di seluruh dunia. Semoga kebersamaan dalam perbedaan kita menjadi sumber kebaikan dan kebahagiaan bagi semua, sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.


Written by: Jtadmin

Editor : Jtadmin


Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update