Paus dan WCC Memanggil Dunia
Internasional, Pena Rohani - Paus & WCC Serukan Pentakosta - Pada Minggu pagi yang cerah, saat Roh Kudus seolah menari di udara, dua suara besar umat Kristen dunia menggema ke seluruh penjuru bumi. Paus & WCC serukan Pentakosta dengan semangat yang membara: mari kita rayakan keberagaman yang berpadu dalam kasih, mari kita teguhkan persatuan dalam semangat Roh Kudus.
Inilah momen ilahi di mana gereja-gereja, dari berbagai belahan dunia, beresonansi dalam satu lagu: lagu kesatuan dalam keberagaman. Seruan ini bukan sekadar kata, tapi nyanyian harapan dan doa di tengah dunia yang terus mencari terang.
Apa yang Disampaikan dalam Pesan Pentakosta WCC?
“Kesatuan adalah Hadiah dari Roh Kudus”
Para presiden Dewan Gereja Dunia (WCC) menyampaikan pesan Pentakosta 2025 dengan nada syukur yang dalam. Di tahun yang langka ini, di mana semua gereja merayakan Paskah secara bersamaan, perayaan Pentakosta menjadi lebih bermakna.
"Kesatuan kita dalam Kristus digerakkan, diberdayakan, dan diberkati oleh Roh Kudus," tulis mereka penuh pengharapan. Ini bukan hanya refleksi spiritual, tapi panggilan konkret untuk memperjuangkan kesatuan yang sejati, yang bukan hasil kerja manusia, melainkan anugerah ilahi dari Roh Kudus.
Momentum Ekumenis Global
Minggu setelah Pentakosta, Komite Pusat WCC dijadwalkan berkumpul di Johannesburg, Afrika Selatan. Pertemuan ini bukan sekadar rapat organisasi, tapi momen spiritual dan strategis, di mana para pemimpin gereja dari latar belakang yang beragam akan berdoa bersama memohon pencurahan Roh.
Lebih dari itu, mereka akan menyelaraskan diri dengan tema Uni Afrika 2025: Tahun Reparasi sebuah seruan global untuk keadilan bagi orang Afrika dan keturunan Afrika. Dalam pesan mereka, WCC tidak hanya berseru tentang Roh Kudus, tetapi juga mengaitkannya dengan panggilan keadilan dan perbaikan relasi sosial global.
Siapa yang Terlibat dalam Seruan Pentakosta Ini?
WCC mewakili spektrum luas denominasi Kristen dari seluruh dunia, sedangkan Paus Leo XIV memimpin umat Katolik dalam skala global. Dalam semangat yang sama, mereka menyuarakan kebenaran yang satu: Roh Kudus menyatukan semua orang percaya, tak peduli warna kulit, bahasa, atau kebangsaan.
Lebih dari 70.000 peziarah dari 100 negara hadir dalam Yubelium Harapan bersama Paus di Roma. Ini menjadi bukti nyata bahwa Roh Kudus sedang bergerak dalam berbagai bentuk dan rupa di seluruh dunia.
Di Mana Perayaan dan Seruan Ini Terjadi?
Lapangan Santo Petrus di Roma menjadi saksi semaraknya perayaan Misa Pentakosta yang dipimpin Paus Leo XIV. Sementara itu, di Afrika Selatan, pertemuan WCC menjadi ruang dialog dan doa lintas denominasi. Dua tempat berbeda, satu semangat Roh.
Kapan dan Mengapa Pentakosta Ini Menjadi Momen Penting?
Pentakosta tahun ini istimewa karena seluruh gereja merayakan dalam satu waktu. Ini momentum yang jarang, sebuah sinkronisasi spiritual yang menyatukan hati umat Kristiani dari berbagai tradisi.
Mengapa ini penting? Karena di tengah dunia yang terpecah, gereja diundang untuk menjadi simbol dan saluran kesatuan. Dan Pentakosta, dengan Roh Kudus yang turun, menjadi lambang kuat dari harapan itu.
Bagaimana Seruan Ini Diharapkan Menggerakkan Gereja dan Dunia?
Seruan bersama dari WCC dan Paus Leo XIV bukan sekadar deklarasi iman, melainkan juga panggilan aksi yang membumi dan transformatif. Dunia saat ini tengah menghadapi tantangan besar: konflik bersenjata, perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, serta krisis identitas dan relasi sosial. Dalam konteks ini, seruan Pentakosta mengandung pesan profetik: bahwa iman Kristen tidak boleh terkurung dalam ritual belaka, melainkan harus menjelma dalam kesaksian nyata.
Secara objektif, pesan ini mengandung potensi besar untuk mendorong:
Transformasi komunitas gereja menjadi agen perdamaian, melalui pendidikan damai, pelayanan lintas batas, dan solidaritas lintas budaya;
Advokasi keadilan global, termasuk keterlibatan dalam isu reparasi sejarah, perubahan iklim, dan keadilan ekonomi;
Penguatan dialog lintas agama, guna menciptakan relasi sosial yang harmonis dan saling menghormati di tengah pluralisme dunia;
Revitalisasi spiritualitas publik, yang mengintegrasikan iman dengan tindakan nyata di ruang sosial, politik, dan budaya.
Dengan demikian, seruan ini tidak hanya bertujuan memperkuat spiritualitas internal gereja, tetapi juga memicu transformasi eksternal. Roh Kudus diharapkan menjadi kekuatan penggerak bagi gereja untuk menjembatani jurang perbedaan, merangkul yang terpinggirkan, serta menyuarakan keadilan dan damai sejahtera di tengah gejolak zaman.
Nafas Roh yang Membuka Batas-batas
Dalam kesejukan Minggu pagi dan hangatnya api Roh, Paus & WCC serukan Pentakosta sebagai waktu penyegaran dan pengutusan. Di tengah dunia yang haus kasih dan keadilan, gereja dipanggil untuk menjadi tubuh yang terbuka dan jiwa yang menyala.
Mari kita sambut Roh Kudus dengan hati yang siap, dengan tangan yang terbuka, dan langkah yang berani.
“Di mana ada cinta, tidak ada ruang untuk prasangka.”
Dan seperti doa Paus:
“Dengan kekuatan Roh Kudus, berangkatlah dengan semangat baru dari tahun Yubelium ini. Pergilah dan bawalah kepada semua orang harapan Tuhan Yesus!”
Seruan Pengutusan
"Karena semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah." - Roma 8:14 . Amin. - (pr)**
Source: oikoumene.org (5/6/2025) dan catholicnewsagency.com (8/6/2025); Writer: yakangbloger; Editor: penaRadmin.
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments