Siapa Dia dan Apa yang Terjadi?
Putri Lilo yang Menembus Panggung Nasional
Sebagaimana diketahui dan dilangsir dari laman sinodegmit.or.id (24/06/2025), ada satu nama anak dari pinggiran daerah NTT menghebohkan panggung Olimpiade Matematika Nasional. Namanya Mersi Yusmina Kabu, murid kelas V dari SD GMIT Putain 2, sebuah sekolah sederhana di Desa Lilo, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur. Dalam ajang Olimpiade Nasional PRESMAS Season 8 (ONPS8) 2025, yang diadakan Minggu, 20 April 2025 dan diumumkan dua hari kemudian, Merci menaklukkan tantangan Matematika Dasar tingkat nasional.
Ia berhasil menyingkirkan 78 peserta lainnya dari berbagai daerah Indonesia, dalam kompetisi yang diikuti ribuan anak jenjang SD, SMP, dan SMA. Hasilnya? Medali emas diboyong ke kampung halaman!
Mengapa Ini Jadi Sorotan?
Prestasi dari Pinggir Negeri
Ketika perhatian publik lebih sering tertuju pada sekolah-sekolah besar di kota, kemilau prestasi muncul dari balik bukit-bukit Timor, membuktikan bahwa potensi tak ditentukan oleh letak geografis. Keberhasilan Merci adalah gambaran nyata bahwa sekolah di desa pun bisa melahirkan bintang, asal diberi ruang dan dukungan yang cukup.
Siapa Saja yang Mendukung?
Guru, Komunitas, dan Gereja Berjalan Bersama
Di balik keberhasilan Merci, ada banyak tangan yang menopang:
-
Para guru SD GMIT Putain 2 yang setia membina dari dasar,
-
Komunitas Rumah Literasi Thomas Edison, yang memberikan bimbingan dan semangat belajar ekstra bagi anak-anak desa,
-
Dan tentu saja, dukungan rohani dan moral dari Sinode GMIT.
Dalam kunjungan ke Kantor Sinode GMIT, Merci menyampaikan rasa syukur dan terima kasih. Ia juga menyatakan komitmennya untuk terus belajar dan meraih cita-cita sebagai seorang guru.
Apa Kata Gereja?
Suara Syukur dari Sinode GMIT
“Terima kasih Merci, engkau sudah membawa wajah baru bagi Sekolah GMIT. Di saat banyak hal membuat kita kuatir, engkau memberi harapan dari kampung.”
Beliau juga berpesan agar Merci tak berhenti belajar dan tetap mengejar mimpi, sembari mendorong para pendidik dan komunitas literasi untuk terus mencetak Merci-merci lain dari tanah Timor.
Apa Dampaknya?
Dari Hadiah Hingga Harapan
Tak hanya medali emas yang diterima Merci:
-
Ia memperoleh beasiswa pendidikan hingga jenjang lebih tinggi,
-
Hadiah dari Majelis Sinode GMIT,
-
Dan yang luar biasa, sekolahnya pun menerima bantuan perbaikan gedung dan buku bacaan bagi para siswa.
Benyamin Bien, Kepala SD GMIT Putain 2, mengungkapkan rasa syukur:
“Meski kami terbatas dalam fasilitas, tidak ada pungutan pada siswa, tapi ada semangat, dan dari situ muncullah prestasi.”
Lalu Bagaimana Selanjutnya?
Inspirasi yang Menyebar dari Lilo ke Seluruh Indonesia
Kini nama Mersi Yusmina Kabu menjadi simbol harapan baru bagi anak-anak di Timor Tengah Selatan dan seluruh Indonesia. Sebuah pengingat bahwa dari kampung pun bisa lahir sang juara, asal ada semangat belajar, dukungan yang tulus, dan doa yang terus mengalir.
Dalam kunjungan ke Sinode, hadir juga tokoh-tokoh penting seperti:
-
Ketua Yapenkris Tois Neno, Nelson Liem
-
KMK Amanatun Utara, Pdt. Enty Linome
-
Orang tua Merci
-
Para Kepala Sekolah Kristen se-Kabupaten TTS
Dari Angka ke Asa
Di zaman ini, saat banyak yang skeptis tentang pendidikan daerah, kisah Merci adalah suara profetik: "Harapan tak pernah mengenal batas geografis."
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." - Amsal 22:6. Amin. - (pr)**
source: sinodegmit.or.id (24/06/2025); writer: yakangbloger; editor: penaRadmin
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments