Sebuah Pertarungan Baru di Panggung Keagamaan
Internasional, Pena Rohani - Dari 'Perang Suci' di Mimbar ke 'Perang Uang' di Sinode - Hari baru muncul dengan harapan yang tak terucapkan, namun di baliknya tersembunyi pertanyaan besar: apakah iman kini semakin dijual dan diperdagangkan? Ketika para pendeta berbicara tentang "perang suci" di atas mimbar, mungkinkah yang mereka maksudkan adalah perang untuk uang di meja sinode? Fenomena ini berkembang di tengah suasana gereja yang kontras, antara gerakan keagamaan yang semakin terpolitisasi dan konflik internal yang membara. Ini bukan lagi tentang pencarian Roh Kudus semata, tetapi juga tentang bagaimana dana gereja mengalir ke tangan yang tepat.
Perjalanan Kontroversial Pendeta Jared Longshore
Apa yang terjadi di Gereja Christ Kirk?
Sebagaimana dilangsir dari christianitytoday.com (15/7/2025). Pendeta Jared Longshore tidak hanya membawa khotbah, tetapi juga membawa pesan politik yang penuh gejolak. Di depan jemaat gereja yang baru dibangun di Washington DC, Longshore berbicara tentang "perang suci" yang mereka jalani, sebuah bahasa yang menyiratkan pertarungan lebih dari sekadar spiritualitas. Dihadapan bendera Amerika yang menggantung, ia berbicara keras tentang iman yang dikaitkan dengan kebebasan, kesetaraan, dan tentunya politik konservatif yang tak terhindarkan. Ia juga menyinggung isu nasionalisme Kristen, sebuah narasi yang semakin populer di kalangan gerakan gereja konservatif.
Siapa yang Hadir di Kebaktian itu?
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, hadir sebagai salah satu peserta yang menarik perhatian. Selain itu, para pendukungnya yang antusias menunjukkan bagaimana gereja ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga panggung yang menyorot lebih banyak perhatian politik. Longshore sendiri menegaskan bahwa gereja ini bukanlah sekadar bagian dari upaya politik DC, meski ia tak bisa menghindari kenyataan bahwa pendiriannya memiliki misi tertentu, terutama di tengah arus perubahan politik yang mengguncang negara.
Pertarungan Uang di Sinode Gereja Inggris
Di sisi lain dunia gereja, ketegangan tak kalah besar terjadi di Sinode Gereja Inggris. Seperti diketahui dari premierchristian.news (14/7/2025); anggota sinode baru saja memutuskan untuk menolak usulan yang mengusulkan peralihan dana satu persen dari Komisi Gereja untuk mendanai paroki-paroki miskin. Keputusan ini menciptakan ketidakpuasan di kalangan pendeta, seperti yang diungkapkan oleh Pendeta Marcus Walker yang menyebut penolakan tersebut sebagai "keputusan memalukan."
Apa Dampaknya bagi Gereja Inggris?
Sistem pendanaan yang ada kini dianggap tidak adil, dengan beberapa keuskupan yang berada dalam kondisi finansial yang memprihatinkan. Uskup Hereford bahkan menyebutnya sebagai ancaman eksistensial bagi gereja. Ketika keuangan gereja semakin menipis, tekanan pada pendeta dan pelayanan gereja semakin besar, dan ada perasaan bahwa gereja kecil terancam punah jika dana tidak dialokasikan dengan lebih adil.
Namun, bukan hanya para pendeta yang bersuara. Beberapa anggota gereja menantang ide ini, dengan Angela Raynor menanggapi bahwa subsidi tanpa syarat mungkin justru membuka jalan bagi lebih banyak pelayanan yang efektif, bukan sebaliknya.
Apakah Gereja Masih Tentang Iman?
Namun, di tengah semua kontroversi ini, ada satu panggilan untuk umat Kristen, agar tetap fokus pada prinsip dan nilai yang diajarkan Kristus. Apakah kita akan terjebak dalam perang duniawi ataukah tetap berdiri teguh dalam panggilan rohani?
Source: christianitytoday.com (15/7/2025), premierchristian.news (14/7/2025); Writer: yakangbloger; Editor: penaRadmin.
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments