Pendahuluan
Internasional, Pena Rohani - Persekusi Kristen Jadi Sorotan Dunia - Hari ini, dunia kembali dibangunkan oleh sorotan tajam yang mengarah pada persekusi terhadap umat Kristen di berbagai penjuru dunia. Mengapa di tengah zaman yang semakin modern ini, penganiayaan agama masih menjadi isu besar yang mengguncang? Mengapa suara umat Kristen yang tertindas begitu sulit untuk didengar? Di balik ketegangan ini, muncul pertanyaan besar: “Apakah dunia akan tetap diam?” Dunia internasional kini tengah melihat dengan mata yang terbuka lebar dari Nigeria hingga China, umat Kristen mengalami persekusi yang tidak hanya mengancam kehidupan mereka, tetapi juga eksistensi mereka di tanah air mereka sendiri.
Apa yang Terjadi di Nigeria?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan yang menyoroti pembunuhan massal umat Kristen di Nigeria. Trump, dengan gaya khasnya yang tegas, menyuarakan kekhawatirannya terhadap pembunuhan yang terus berlanjut di negara terbesar di Afrika ini. Negara yang terbelah antara penganut Kristen dan Muslim, kini menghadapi ancaman nyata dari kelompok teroris seperti Boko Haram dan penggembala Fulani yang menyerang dengan brutal.
Namun, pemerintah Nigeria yang dipimpin oleh Presiden Muhammadu Buhari, yang merupakan seorang Muslim, cepat membela negaranya dengan menyatakan bahwa ancaman Trump tidaklah akurat. Meski begitu, ancaman militer dari AS, seperti yang diusulkan Trump, tetap menggema di seluruh dunia, memicu perdebatan tentang bagaimana dunia seharusnya bertindak dalam menghadapi penganiayaan berbasis agama ini.
Masalah yang Sama di Negara Lain
Namun, penganiayaan Kristen tidak hanya terjadi di Nigeria. Di China, puluhan pendeta dan pemeluk agama Kristen ditahan dalam sebuah penindasan yang disebut oleh aktivis sebagai yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Pemerintah China semakin memperketat kontrolnya terhadap gereja-gereja bawah tanah, meruntuhkan salib, dan melarang aplikasi yang berkaitan dengan agama Kristen.
Di Pakistan, nasib umat Kristen lebih kelam. Mereka tidak hanya menghadapi konversi paksa, tetapi juga penculikan dan penangkapan di bawah hukum yang oleh banyak organisasi hak asasi manusia dianggap drakonian. Lebih dari 70 insiden kekerasan yang menimpa umat Kristen tercatat pada paruh pertama tahun 2024 saja, mempengaruhi lebih dari 140 keluarga Kristen.
Di Arab Saudi, pembatasan terhadap semua bentuk ekspresi agama Kristen semakin ketat. Umat Kristen yang berusaha mengadakan ibadah secara pribadi pun seringkali diganggu dan dibubarkan oleh aparat setempat.
Mengapa Dunia Harus Peduli?
FAQ (Frequently Asked Questions)
Kesimpulan
Persekusi terhadap umat Kristen bukan hanya soal agama ini adalah soal hak asasi manusia. Di tengah dunia yang semakin canggih, kita masih dihadapkan dengan tantangan untuk memastikan bahwa kebebasan beragama tetap dihormati. Bagi umat Kristen, saatnya untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga bertindak. Sebagaimana tertulis dalam Yohanes 15:13 :
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Mari terus berjuang bersama dalam menghadapi penganiayaan ini, karena setiap langkah kita menuju perdamaian adalah sebuah tindakan iman yang menguatkan.
Source: dirangkum dari sumber-sumber luar negeri; Writer: penarohani. editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani


0Comments