Refleksi Minggu Adven II, Pena Rohani - Memberi Diri untuk Dimurnikan Allah - Pada Minggu Adven II ini, kita diajak untuk merenungkan sebuah konsep yang mungkin terdengar berat, tapi sangat mendalam: Memberi Diri untuk Dimurnikan Allah. Kalau kamu sudah sering dengar tentang pemurnian, pasti yang terlintas adalah gambaran proses penyulingan logam, kan? Sesuatu yang harus melewati panas api untuk bisa mencapai bentuk yang murni dan berharga. Nah, begitulah cara Allah bekerja dalam hidup kita. Tapi, perhatikan ini: pemurnian yang dimaksud bukan tentang penghancuran. Justru, itu adalah cara Allah mengubah kita menjadi lebih serupa dengan Kristus.
Ketika Maleakhi 3:1-5 berbicara tentang datangnya Tuhan yang akan memurnikan umat-Nya seperti seorang penyuling logam, kita diingatkan bahwa pemurnian bukan hanya sekadar proses yang menyakitkan. Ia adalah proses yang mengarah pada pembaruan dan pertumbuhan. Dalam konteks Adven, yang berarti kedatangan atau penantian, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri kita untuk kedatangan Allah. Tapi, bagaimana kita bisa siap, jika kita belum melalui proses pemurnian-Nya?
Jadi, mari kita bahas bagaimana kita bisa memberi diri untuk dimurnikan Allah, dalam rangka masa Adven ini, dengan penuh semangat dan harapan!
1. Pemurnian dalam Alkitab Bukan Penghancuran, Melainkan Penyempurnaan
"Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam."
Di sini, Maleakhi berbicara tentang kedatangan Tuhan yang akan memurnikan umat-Nya. Tapi, apakah artinya “memurnikan”? Kita seringkali menganggap pemurnian itu proses yang menyakitkan, bahkan merugikan. Padahal, menurut Alkitab, pemurnian adalah cara Allah mengubah kita menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih bersih, dan lebih mirip dengan-Nya. Proses ini mirip banget dengan cara logam dimurnikan. Bayangkan saja, logam yang berharga perlu melewati api yang sangat panas agar kotoran-kotoran yang menempel bisa hilang dan meninggalkan kemurnian yang sesungguhnya. Begitu pula kita.
2. Kenapa Kita Harus Memberi Diri untuk Dimurnikan Allah?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Kenapa kita harus memberi diri untuk dimurnikan Allah? Bukankah Tuhan itu baik, penuh kasih, dan penuh pengampunan? Mengapa harus ada proses pemurnian yang kadang terasa sulit?
Pertama-tama, kita harus ingat bahwa Allah ingin kita menjadi serupa dengan Kristus. Ketika kita memberi diri untuk dimurnikan, kita memberi izin bagi Allah untuk bekerja dalam hidup kita dan membentuk kita. Pemurnian Allah mengajarkan kita untuk mengandalkan Dia dalam setiap aspek hidup kita, bukan hanya dalam keadaan baik, tetapi juga saat kita melalui tantangan dan kesulitan.
Bayangkan kalau kita punya banyak kotoran di tubuh kita, seperti noda atau kerak yang membandel. Jika kita tidak membersihkan diri, kita akan merasa kurang nyaman dan tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Begitu juga dengan hidup kita. Jika kita tidak memberi diri untuk dimurnikan, kita mungkin akan merasa ada yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Dengan proses pemurnian, kita menjadi lebih bersih, lebih murni, dan lebih siap menyambut kedatangan-Nya.
3. Langkah-Langkah untuk Memberi Diri Dimurnikan Allah
Sekarang, mari kita bahas langkah-langkah praktis yang bisa kita lakukan agar kita bisa memberi diri untuk dimurnikan Allah. Tentu saja, ini bukan langkah instan. Proses pemurnian membutuhkan waktu dan kesediaan kita untuk berproses bersama Tuhan. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan:
Langkah 1: Berdoa dengan Hati yang Terbuka
Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa, kita mengungkapkan kerinduan hati kita untuk dimurnikan. Kita juga bisa meminta Tuhan untuk menunjukkan area hidup kita yang perlu diproses. Jangan takut untuk membuka hati dan mengungkapkan segala kegelisahan dan kesulitan kita. Doa adalah tempat yang aman untuk berkeluh kesah dan mencari kekuatan dari Tuhan.
Langkah 2: Refleksi Diri
Setiap hari, luangkan waktu untuk merenung dan melakukan introspeksi. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang perlu aku ubah dalam hidup ini? Apakah aku sudah menyerahkan hidupku sepenuhnya pada Tuhan? Proses pemurnian seringkali dimulai dengan kesadaran diri. Ketika kita menyadari kelemahan kita, kita bisa mengajak Tuhan untuk bekerja lebih dalam dalam hidup kita.
Langkah 3: Taat dan Peka terhadap Petunjuk Rohani
Tuhan seringkali berbicara kepada kita melalui firman-Nya, roh-Nya, dan juga melalui orang-orang di sekitar kita. Taatlah pada petunjuk rohani yang diberikan-Nya. Ketika kita peka terhadap suara Tuhan dan taat pada-Nya, kita akan mengalami pemurnian yang lebih dalam dalam hidup kita.
Langkah 4: Menghadapi Ujian dengan Ketekunan
Pemurnian seringkali datang dalam bentuk ujian dan pencobaan. Ketika kita menghadapi kesulitan, itu adalah kesempatan untuk bertumbuh. Jangan lari dari ujian, tapi hadapi dengan ketekunan. Ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, dan dalam setiap ujian, Dia bekerja untuk memurnikan kita menjadi lebih baik.
4. Aplikasi Pemurnian Allah dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemurnian tidak hanya terjadi dalam ruang doa atau saat kita membaca Alkitab. Proses ini harus terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap tindakan, perkataan, dan keputusan kita bisa mencerminkan proses pemurnian yang kita alami. Dalam pekerjaan, kita dipanggil untuk bekerja dengan integritas dan kejujuran. Dalam keluarga, kita dipanggil untuk mengasihi dan mengampuni. Dalam pelayanan, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Proses pemurnian juga bisa terlihat dalam cara kita merespons situasi sulit. Apakah kita marah atau sabar? Apakah kita menghakimi atau mengasihi? Setiap kali kita memilih untuk mengasihi, mengampuni, dan bersikap rendah hati, kita sedang menjalani proses pemurnian yang dibentuk oleh Tuhan.
5. Tantangan dalam Memberi Diri untuk Dimurnikan
Pemurnian bukanlah jalan yang mudah. Terkadang, kita merasa takut, kesal, atau bahkan marah ketika melalui proses ini. Tapi ingat, pemurnian tidak pernah bertujuan untuk menyakiti kita, melainkan untuk mengubah kita menjadi lebih baik. Setiap tantangan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan.
FAQ - Pertanyaan yang Sering Diajukan
-
Apa yang dimaksud dengan pemurnian Allah?Pemurnian Allah adalah proses di mana Tuhan mengubah kita menjadi lebih serupa dengan Kristus melalui cobaan, tantangan, dan penyucian hati.
-
Mengapa pemurnian itu penting?Pemurnian penting karena melalui proses ini, kita menjadi lebih bersih, lebih murni, dan lebih siap menyambut kedatangan Tuhan.
-
Apakah proses pemurnian selalu menyakitkan?Pemurnian bisa terasa sulit karena melibatkan perubahan dalam hidup kita, tetapi tujuannya adalah untuk membuat kita lebih baik, bukan untuk menghancurkan kita.
Pesan Pengutusan
Di akhir masa Adven ini, kita diajak untuk memberi diri kita dimurnikan Allah. Ini adalah langkah pertama untuk siap menyambut kedatangan-Nya dalam hidup kita. Proses pemurnian tidak mudah, tetapi itu adalah cara Tuhan untuk membuat kita lebih seperti-Nya. Jangan takut untuk memberi diri dimurnikan, karena Allah selalu menyertai kita dalam perjalanan ini.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” — Yeremia 29:11 - (pr)**
Sumber Nas: Maleakhi 3:1-5; Masa Raya: Minggu Adven II; Writer: penarohani. editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani




0Comments