Mengapa Menyambut Yesus dengan Iman dan Ketaatan itu Penting?
Renungan Minggu, Pena Rohani - Menyambut Yesus dengan Iman dan Ketaatan - Minggu Adven III datang dengan begitu banyak harapan dan penantian. Di tengah keramaian persiapan Natal yang makin mendekat, ada satu hal yang harus kita renungkan dengan serius: Bagaimana kita menyambut Yesus dalam hidup kita? Kita tahu Yesus datang ke dunia ini dengan penuh kasih, namun bagaimana kita merespons kehadiran-Nya? Apakah kita menyambut-Nya dengan penuh iman dan ketaatan, atau malah kita lebih sibuk dengan hal-hal duniawi yang sering mengalihkan perhatian?
Menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan bukan sekadar ritual atau kebiasaan semata. Ini adalah pilihan hidup yang memerlukan pengorbanan, seperti yang diajarkan dalam Alkitab melalui kisah Maria di Lukas 1:26-38. Iman dan ketaatan itu bukan sekadar teori, tapi harus terwujud dalam tindakan nyata. Jadi, bagaimana sih cara kita menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan di zaman serba cepat ini? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Iman dan Ketaatan dalam Perspektif Kristen
Sebelum kita ngomongin lebih jauh, kita perlu tahu dulu apa itu iman dan ketaatan dalam konteks Kristen. Coba bayangin deh, iman itu seperti sinyal Wi-Fi yang kita butuhkan untuk tetap terhubung dengan Tuhan. Tanpa sinyal ini, kita gampang banget ‘putus’ dan merasa jauh dari Tuhan. Iman itu bukan cuma percaya bahwa Tuhan ada, tapi juga percaya bahwa apa yang Dia katakan itu benar, meskipun nggak selalu kita pahami dengan jelas. Ini seperti kita nge-klik “I agree” tanpa baca syarat dan ketentuan yang panjang, karena kita tahu pasti kalau Tuhan nggak pernah salah.
Menyambut Yesus dengan Iman dan Ketaatan
Nah, mari kita lihat contoh nyata yang ada di Alkitab, yaitu Maria, ibu dari Yesus. Kalau kamu buka Lukas 1:26-38, kamu bakal menemukan kisah yang luar biasa. Seorang malaikat datang kepada Maria dengan pesan yang gila banget: “Kamu akan mengandung seorang anak laki-laki, dan namanya akan disebut Yesus.” Wah, kalau kamu jadi Maria, apa yang kamu rasakan? Kaget? Bingung? Takut?
Maria yang masih muda, tidak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan berubah total. Tapi, dia memilih untuk percaya pada janji Tuhan dan taat pada rencana-Nya. Ketika malaikat mengatakan bahwa dia akan mengandung meski belum menikah, Maria tidak ragu. Dia hanya berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu.”
Mengaitkan Iman dan Ketaatan Maria dengan Kehidupan Kita
Oke, mari kita tarik benang merahnya. Kalau kita mau menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan, kita bisa mulai dengan contoh yang diberikan oleh Maria. Menyambut Yesus bukan hanya soal dekorasi Natal atau beli kado. Menyambut Yesus adalah tentang memilih untuk hidup dalam iman kepada-Nya dan taat pada kehendak-Nya. Itu berarti kita harus siap untuk menghadapinya dalam hidup sehari-hari, dalam hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele.
Misalnya, di keluarga. Terkadang, untuk bisa menyambut Yesus, kita perlu mengasihi keluarga kita dengan cara yang lebih dalam, bukan hanya sekadar memberi materi atau perhatian fisik. Ini tentang memberi perhatian, menghargai, dan mendengarkan dengan penuh kasih, seperti yang Yesus ajarkan. Kadang, dalam pekerjaan pun kita harus mengambil keputusan yang tepat meski tidak populer, demi menghormati Tuhan dan orang lain. Itulah ketaatan dalam praktik.
Apa yang Terjadi Jika Kita Tidak Menyambut Yesus dengan Iman dan Ketaatan?
Pernah nggak sih, kamu merasa ‘kehilangan arah’ dalam hidup? Rasanya bingung, galau, dan mungkin cemas? Bisa jadi, itu karena kita tidak menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan. Tanpa iman yang teguh, kita bisa mudah terombang-ambing oleh situasi dan masalah. Tanpa ketaatan, kita akan merasa cemas, karena kita nggak tahu pasti apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ketika kita tidak menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan, kita berisiko kehilangan kedamaian yang hanya bisa didapat dari hubungan yang erat dengan Tuhan. Seperti kalau Wi-Fi di rumah kamu lemah, pasti koneksi internetnya jadi buruk. Begitu juga kalau iman kita lemah, hubungan kita dengan Tuhan jadi nggak maksimal. Dunia akan menawarkan banyak pilihan dan godaan, tapi hanya iman dan ketaatan yang bisa menuntun kita menuju hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pentingnya Menyambut Yesus dengan Iman dan Ketaatan di Zaman Sekarang
Di zaman serba cepat ini, hidup kita sering terjebak dalam rutinitas yang padat dan godaan duniawi yang nggak ada habisnya. Namun, justru di saat itulah kita perlu menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan lebih dari sebelumnya. Jangan sampai kita terlena dengan segala hal yang bersifat sementara dan melupakan tujuan hidup yang kekal.
Aplikasi Praktis untuk Menyambut Yesus di Kehidupan Sehari-hari
Oke, sekarang saatnya kita ngomongin bagaimana caranya menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan di kehidupan sehari-hari. Yuk, kita mulai dengan beberapa tips praktis!
-
Mendekatkan diri kepada Tuhan setiap hari: Jangan sampai lupa untuk berdoa dan membaca Alkitab. Ini adalah cara kita untuk terus terhubung dengan Tuhan, seperti nge-charge baterai HP kita setiap malam.
-
Berbuat baik kepada sesama: Menyambut Yesus bukan cuma di dalam hati, tapi juga dengan perbuatan. Mari berbagi kasih kepada orang di sekitar kita, entah itu keluarga, teman, atau bahkan orang yang butuh bantuan.
-
Menghargai waktu: Kadang kita terlalu sibuk dengan dunia, sampai lupa waktu. Gunakan waktu yang ada untuk melakukan hal-hal yang berguna dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kesimpulan
Menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan bukanlah hal yang mudah, tetapi itulah panggilan hidup kita sebagai orang Kristen. Mari kita teladani Maria yang percaya dan taat pada rencana Tuhan, meski itu bukan jalan yang mudah. Dengan iman yang teguh dan ketaatan yang sejati, kita bisa hidup lebih dekat dengan Tuhan, menikmati damai-Nya, dan menjadi berkat bagi dunia.
FAQ (Frequently Asked Questions) Umum :
Pesan Pengutusan
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan, baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan. Mari kita hidup dengan penuh semangat untuk mengikuti jejak Maria dalam berkata "jadilah padaku menurut perkataanmu." (Lukas 1:30) :
“Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.”
“Ketika kita menyambut Yesus dengan iman dan ketaatan, kita akan melihat mujizat besar terjadi dalam hidup kita, seperti yang terjadi pada Maria. Semoga kita tetap setia dalam menjalani hidup yang penuh dengan harapan dan kasih-Nya.” - (pr)**
Sumber Nas: Lukas 1:26-38; Masa Raya: Minggu Adven III; Writer: penarohani. editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani




0Comments