Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dari Pastor Katolik Terkemuka AS hingga Mualaf: Kisah Konversi yang Menimbulkan Kehebohan

10 March 2023 | Friday, March 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-10T06:20:19Z

 

Dari Pastor Katolik Terkemuka AS hingga Mualaf: Kisah Konversi yang Menimbulkan Kehebohan

Jemaat Tubutuan - Dari Pastor Katolik Terkemuka AS hinggaMualaf: Kisah Konversi yang Menimbulkan Kehebohan - Seorang imam Katolik terkemuka di Amerika Serikat, Pendeta Hilarion Heagy, memicu kehebohan di komunitas gereja setelah mengumumkan keputusannya masuk Islam. Artikel ini membahas perjalanan hidupnya dari menjadi imam Ortodoks Rusia, bergabung dengan Gereja Ortodoks Antiokhia dan akhirnya masuk Gereja Katolik Timur sebelum akhirnya menjadi mualaf. Konversinya menjadi Muslim telah menimbulkan reaksi beragam dari umat Islam dan Kristen di media sosial.

 

Seorang pendeta Katolik terkenal di Amerika Serikat, bernama Hilarion Heagy, telah memutuskan untuk masuk Islam. Sebelumnya, Heagy adalah seorang pendeta Ortodoks Rusia dan kemudian bergabung dengan Gereja Ortodoks Antiokhia pada tahun 2003 sebelum menjadi seorang Katolik Timur pada tahun 2007. Heagy lulus dari Biara Kebangkitan Suci di Wisconsin untuk menjadi pastor Katolik Bizantium dan baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mendirikan Biara Kristen Timur di California.

 

Namun, dalam posting blognya sendiri, Heagy, yang sekarang menggunakan nama Said Abdul Latif, mengatakan bahwa ia telah tertarik pada Islam selama puluhan tahun dan akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko dan masuk Islam. Namun, karena ia tinggal di biara Katolik, ia tidak bisa secara terbuka menjadi seorang pastor, biarawan, dan seorang Muslim. Oleh karena itu, ia menggambarkan konversinya sebagai "Kembali ke Timur" dan kembali ke "identitas primordialnya". Heagy juga memberikan penjelasan tentang konversinya dengan mengutip Al-Qur'an Surah Al-A'raf Ayat 172.

 

Reaksi terhadap pengumuman Heagy tentang konversinya beragam di media sosial. Umat Islam menyambutnya, sementara beberapa orang Kristen menghakiminya karena dianggap sebagai "apostatis". Heagy menjelaskan bahwa proses konversinya adalah sebuah proses panjang untuk kembali ke keyakinannya yang primordial, dan inilah mengapa para mualaf sering tidak berbicara banyak tentang "konversi" melainkan "kembali" ke Islam.

 

Artikel baru-baru ini oleh Catholic.com dengan judul "Sad Journey of the 'Muslim Priest" menyebutkan tentang penerimaan mantan pendeta tersebut terhadap Islam dan memicu kehebohan di komunitas gereja. Namun, Heagy merasa yakin dengan keputusannya dan menganggap ini sebagai kembalinya ke keyakinan primordialnya.

 

Dalam peristiwa ini, kita diajarkan untuk tetap menghormati pilihan dan keputusan seseorang dalam memilih agamanya. Sebagai umat beriman, kita harus senantiasa mengedepankan sikap saling menghargai dan menghormati kebebasan beragama yang diberikan oleh Tuhan. Seperti tertulis dalam Kitab Roma 14:1 "Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.", dan dalam 1 Korintus 1:10 "Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir". Dengan saling menghormati pilihan agama, kita dapat hidup berdampingan dalam keharmonisan dan persatuan.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update