Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Diutus Bersama untuk Memberitakan Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20)

14 January 2024 | Sunday, January 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-21T06:07:13Z

Diutus Bersama untuk Memberitakan Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20)

Diutus Bersama untuk Memberitakan Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20) 

  • Refleksi dan Renungan; Masa Raya: Minggu ke-II Sesudah Epifania


Pendahuluan


Dalam keheningan senja yang merayu hati, kita berdiri di hadapan panggilan suci: "Diutus Bersama untukMemberitakan Damai Sejahtera." Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20 membawa kita pada perjalanan spiritual yang menggetarkan, di mana setiap langkah kita tidak hanya mengikuti jejak 70 murid yang diutus oleh Sang Guru, tetapi juga meresapi makna kebersamaan dalam menyatakan damai sejahtera. Dalam renungan ini, mari kita temukan kebijaksanaan ilahi yang meresapi panggilan kita sebagai umat Kristen, membuka diri untuk transformasi pribadi, dan bersama-sama membawa sinar damai Tuhan ke dalam kekacauan dunia.


Pertama - Pelayanan Kristen: Panggilan Setiap Individu untuk Menyatakan Kasih Tuhan


Pelayanan adalah panggilan setiap individu yang percaya kepada Tuhan. Ini bukan hanya tugas para pemimpin gereja atau rasul terpilih, tetapi panggilan untuk setiap pribadi anggota GMIT dan seluruh umat Kristen. Allah memberikan kehidupan dan kemampuan kepada kita bukan untuk menyembunyikan karunia-Nya, melainkan untuk memanfaatkannya demi kebaikan bersama. Iman kepada Allah mendorong kita untuk menjadi pelaku pelayanan yang aktif, menjadi saluran kasih dan kuasa Tuhan di dunia ini.


Iman bukanlah sekadar kepercayaan yang terpendam dalam hati, melainkan sesuatu yang memotivasi tindakan. Ketika kita menyadari kasih Tuhan dalam hidup kita, kita tidak bisa hanya menjadi penonton, tetapi harus aktif terlibat dalam menyebarkan kebaikan. Injil Lukas 10:1-12 menegaskan bahwa kita diutus untuk memberitakan damai sejahtera, sebuah tugas yang membutuhkan aksi nyata.


Dalam pelayanan, setiap individu memiliki peran yang berharga. Allah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing, dan itulah yang membuat pelayanan kita menjadi warna-warni. Tidak ada yang kecil atau tidak berarti dalam kerajaan-Nya. Oleh karena itu, mari manfaatkan dan kembangkan karunia-karunia yang telah diberikan Tuhan kepada kita untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan sesama.


Kedua - Kebersamaan dalam Pelayanan untuk Menyatakan Damai Sejahtera


Dalam teks Lukas 10:1-12, kita melihat 70 murid diutus oleh Yesus, tidak hanya rasul-rasul terpilih. Mereka diutus berdua, menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam pelayanan. Ini mencerminkan prinsip bahwa kita tidak pernah sendirian dalam mempersiapkan kehadiran Tuhan di setiap daerah yang kita layani.


Mereka diutus untuk menyatakan damai sejahtera, sebuah pesan yang begitu relevan dalam dunia yang penuh dengan ketidakamanan dan konflik. Tugas mereka tidak hanya membawa berita baik, tetapi juga menciptakan perubahan positif di rumah-rumah dan kota-kota yang mereka datangi. Keberhasilan pelayanan mereka tidak diukur oleh popularitas atau kekayaan, melainkan oleh transformasi yang mereka bawa.


Keberhasilan pelayanan juga ditemani oleh kesaksian akan kebesaran Tuhan. Saat mereka kembali, mereka bersama-sama menyaksikan kuasa Tuhan dalam perjalanan mereka. Inilah hikmah bahwa kebersamaan dalam pelayanan membawa pengalaman dan kesaksian yang lebih mendalam. Ketika kita berbagi keberhasilan dan kesulitan bersama-sama, kita merasakan kehadiran Tuhan yang memperkuat dan memberdayakan.

Diutus Bersama untuk Memberitakan Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20)


Ketiga - Orientasi Kehidupan Pelayanan pada Kehidupan Kekal


Pelayanan gereja tidak hanya berkutat pada urusan duniawi semata, tetapi memiliki orientasi pada kehidupan kekal. Lukas 10:17-20 mengingatkan kita bahwa kesuksesan pelayanan bukanlah alasan untuk menyombongkan diri, melainkan kesempatan untuk merenung dan bersyukur atas kasih Tuhan yang bekerja melalui kita.


Dalam pelayanan gereja, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai bentuk ketidakadilan dan manipulasi kebenaran. Manusia kehilangan damai sejahtera karena konflik, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan. Dari pengutusan 70 murid, kita belajar bahwa gereja perlu bersatu dan berjalan bersama-sama, melakukan kehendak Allah dalam tindakan konkret untuk menyatakan damai sejahtera.


Tahun politik menjadi tantangan tersendiri. Pengutusan kita sebagai umat Kristen juga harus bersama-sama berjalan untuk menyatakan damai sejahtera. Bukan dengan ikut terlibat dalam politik yang konflik, tetapi dengan membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan politik. Kebersamaan dalam pelayanan adalah kunci untuk menghadapi berbagai tantangan ini dengan damai dan kasih.


Kesimpulan: Pelayanan Bersama untuk Damai Sejahtera


Dalam refleksi dan renungan kita atas Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20, kita diperkaya dengan pemahaman bahwa setiap individu memiliki peran dalam pelayanan. Kebersamaan dalam pelayanan membawa berkat dan kesaksian yang melibatkan kita dalam transformasi yang lebih dalam. Orientasi pada kehidupan kekal mengingatkan kita bahwa pelayanan bukanlah akhir, melainkan perjalanan menuju kehadiran Tuhan yang kekal.


Gereja, sebagai tubuh Kristus, diutus untuk menyatakan damai sejahtera di dunia yang penuh dengan kekacauan. Bersama-sama, sebagai umat Kristen, mari berjalan dengan tekun dan penuh kasih, membawa terang kasih Tuhan ke dalam setiap aspek kehidupan. Sebagai pribadi anggota GMIT dan seluruh umat Kristen, kita adalah pelaku pelayanan yang diutus bersama untuk menyatakan damai sejahtera.

Diutus Bersama untuk Memberitakan Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20)


Refleksi 


Dalam mengakhiri perjalanan renungan ini, marilah kita merenungkan bagaimana panggilan "Diutus Bersamauntuk Memberitakan Damai Sejahtera" menciptakan getaran tak terhingga dalam setiap aspek kehidupan kita. Tidak hanya sebagai suatu tugas, tetapi sebagai panggilan pribadi yang membutuhkan keterlibatan aktif kita. Melihat kembali perjalanan 70 murid, kita dapat melihat bagaimana kebersamaan dalam pelayanan membawa sukacita dan keajaiban yang melimpah. Injil Lukas memberikan kita pelajaran berharga bahwa ketika kita bersatu, memanfaatkan karunia Tuhan, dan berjalan dalam kehendak-Nya, damai sejahtera tidak hanya menjadi pesan yang kita bawa, tetapi juga realitas yang kita ciptakan.


Doa :


Sebagai Doa; marilah kita mengangkat hati dan jiwa kita kepada Tuhan. Tuhan yang mengutus kita dengan kasih-Nya yang tak terbatas. Kami bersyukur atas setiap langkah dan transformasi yang telah Engkau berikan dalam renungan ini. Kiranya setiap pribadi anggota GMIT dan seluruh umat Kristen, diinspirasi oleh firman-Mu, dapat terus menjadi pelaku pelayanan yang gigih dan penyampai damai sejahtera di dunia ini. Jadikanlah kami terang-Mu di tengah kegelapan, dan semoga setiap langkah kami senantiasa mengikuti jejak-Mu, Tuhan Yesus, yang mengutus kami dengan cinta-Nya yang tak berkesudahan. Sebagai penutup, kita merenungkan kata-kata di Filipi 4:7, "Damai ѕеjаhtеrа Allаh, yang melampaui segala аkаl, akan mеmеlіhаrа hаtі dаn ріkіrаnmu dalam Krіѕtuѕ Yеѕuѕ." Amen.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update