Sentuhan Fisik yang Memulihkan
Refleksi Kristen Minggu IV Paskah – Yohanes 20:19-29
Ketika Sentuhan Menjadi Bahasa Pemulihan
Pena Rohani - Sentuhan Fisik yang Memulihkan - Pagi itu, sinar matahari menyapa bumi dengan hangat yang lembut melalui sela-sela dedaunan. Suara tenang burung bersahut-sahutan, seolah-olah seluruh alam sedang berdoa. Kita berpikir tentang sentuhan fisik yang memulihkan, sebuah kebenaran yang tak lekang oleh zaman, dalam suasana tenang dan introspeksi.
Kita mulai kehilangan sentuhan yang paling dasar, meskipun sederhana, di dunia yang semakin digital di mana hubungan dipecahkan oleh layar dan jarak. tidak hanya bersalaman, tetapi sentuhan yang menyampaikan kasih, kehadiran, dan kesembuhan yang sebenarnya. Ketika Yesus, Sang Guru, menyentuh luka dan hati orang, ini adalah pesan yang indah dari Injil Yohanes 20:19-29.
Di tengah peringatan Bulan Budaya, refleksi ini mengajak kita untuk mempertimbangkan makna mendalam dari kontak fisik dalam iman Kristen sebuah warisan ilahi yang melampaui budaya, menyapa jiwa, dan menyembuhkan luka.
Kuasa Sentuhan yang Memulihkan dalam Kisah Yesus dan Tomas
Luka, Ketakutan, dan Pengharapan yang Menyelinap di Tengah Pintu Terkunci
“Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”(Yohanes 20:27)
Itu adalah saat sentuhan penyembuhan Yesus menjadi nyata. Tomas tidak hanya melihat; ia melihat dan mengalami. Kasih menyentuhnya.
Bukti Kebangkitan dan Bukti Kasih yang Nyata
Sentuhan adalah bahasa yang dalam baik dalam budaya Yahudi maupun budaya kita saat ini. Dalam Alkitab, sentuhan selalu berarti tindakan kuasa, seperti penyembuhan, pengampunan, dan pemulihan. Yesus berinteraksi dengan orang sakit, anak-anak, dan orang yang dianggap tidak menyenangkan karena kasih-Nya melampaui batas.
Ilustrasi Kekinian – Ketika Seorang Perawat Menjadi Saluran Kasih
Sentuhan fisik telah mengalami arti baru dalam kehidupan modern, khususnya setelah pandemi. Mendadak, gestur yang dulunya biasa seperti memeluk, bersalaman, atau menepuk bahu menjadi langka dan bahkan menakutkan. Namun, sentuhan fisik yang memulihkan tetap kuat di tengah krisis ini.
Dalam wawancara setelah pemulihan, pasien tersebut menyatakan bahwa peristiwa kecil itulah yang memberinya kesadaran bahwa hidup masih layak diperjuangkan. Bukan hanya sebagai angka statistik pasien COVID-19, ia merasa "dilihat dan diakui sebagai manusia."
Kisah ini, yang mungkin telah terjadi ribuan kali di berbagai tempat, menunjukkan bahwa sentuhan kasih dalam pelayanan bukan hanya milik para nabi atau utusan ilahi. Dalam iman Kristen, perawat itu menjadi tubuh Kristus yang hidup dan bertindak dengan belas kasihan dan empati untuk menyembuhkan pasien.
Ini secara objektif mencerminkan prinsip dasar iman Kristen: kasih yang nyata dalam situasi terbatas. Kisah ini menunjukkan bahwa sentuhan masih memiliki tempat yang sakral sebagai alat komunikasi ilahi yang menyentuh jauh lebih dalam daripada kata-kata dalam budaya di mana kita mulai kehilangan koneksi fisik karena teknologi dan ketakutan.
Bulan Budaya dan Sentuhan dalam Iman Kristen
Menghubungkan Tradisi dan Spiritualitas
Bulan Budaya bukan hanya tentang mempertahankan seni, tradisi, dan bahasa; itu juga tentang menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang kuat, salah satunya adalah nilai sentuhan. Banyak budaya lokal menggunakan sentuhan untuk menyapa, menghormati, atau bahkan mendoakan orang lain.
Kita diajak melihat dari perspektif iman Kristen bahwa budaya kita tidak bertentangan dengan Injil. Kuasa sentuhan ilahi dalam budaya justru menunjukkan bahwa Tuhan melalui yang sederhana. Jalan kasih yang sebenarnya terdiri dari tepukan di pundak gembala, pelukan ibu, dan genggaman tangan seorang sahabat.
Pemulihan Iman dalam Sentuhan Yesus
Seperti Tomas, kita hidup di era skeptisisme. Banyak orang hanya akan percaya jika ada bukti. Namun, Yesus tetap hadir karena kasih-Nya dan berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya."
Artinya, iman bukan sekadar melihat sesuatu; itu adalah pengalaman yang memulihkan, yang sering datang melalui kontak fisik baik dari Tuhan sendiri maupun melalui tubuh Kristus, yaitu sesama kita.
Mengalami Yesus Secara Pribadi
Sentuhan Bagi Mereka yang Terluka
Kita sering bertemu dengan orang-orang seperti Tomas saat hidup di jalanan. Mereka ragu, kecewa, dan bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar hadir. Apakah kita membiarkan kasih Tuhan menyentuh mereka dalam pelayanan kita?
Saat mereka menangis, sentuhan seperti sapaan hangat, doa bersama, atau pelukan dapat dilakukan. Sentuhan kecil, yang dianggap sebagai sakramen kecil dalam komunitas Kristen, merupakan tanda kehadiran Allah di tengah-tengah kita.
Sentuhan Iman di Masa Raya Paskah
Minggu IV Paskah bukan hanya setelah kebangkitan; itu adalah saat gereja merayakan orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Kristus yang bangkit. Semua orang ingin percaya, tetapi butuh pengalaman hidup, seperti Thomas.
Selain itu, Tuhan tidak marah atas kebutuhan itu; Sebaliknya, Dia datang, menyapa, dan menyentuh. Jadi, renungan Kristen tentang pemulihan ini adalah undangan untuk membiarkan Tuhan menyentuh Anda dan menjadi orang lain yang menyentuh Anda.
Sentuhan Kasih yang Mengutus Kita
Yesus memulihkan Tomas dan mengutusnya juga. Kita juga diminta untuk menyentuh dan memulihkan orang lain setelah mereka disentuh dan dipulihkan. Dalam keluarga, komunitas, dan bahkan budaya kita sendiri.
“Maka kata Yesus sekali lagi: ”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” - (Yohanes 20:21)
Di Bulan Budaya ini, mari kita rayakan warisan ilahi dengan tindakan kecil: sentuhan. Sentuhan yang tidak hanya menyapa tubuh, tetapi juga menguatkan iman, menyembuhkan luka, dan menunjukkan kasih Allah yang tak terbatas.
Pesan Pengutusan:
Jadilah tangan Kristus di dunia. Biarlah orang lain mengalami Yesus secara pribadi dengan setiap pelukan, genggaman, dan perhatian yang mereka berikan kepada-Nya. Sentuhan itu bukan hanya milik Tomas, tetapi milik setiap orang yang percaya pada-Nya dan memberi dirinya untuk dipakai-Nya.
“Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” - Yohanes 20:29 - Amin.. (pr)**
Sumber Nas: Yohanes 20:19-29; writer/editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments