Doa berubah jadi duka, malam jadi kelam... di Komanda, Afrika Tengah.
Hening yang Disayat Teror, Ketika Gereja Jadi Sasaran
Internasional, Pena Rohani - Teror ISIS Hantam Gereja Kongo - Di sebuah malam yang seharusnya penuh dengan doa dan harapan, keluhan menggantikan pujian, dan lilin diganti dengan bara. Lebih dari empat puluh orang tidak pernah kembali dari serangan ISIS di gereja Kongo.
Di kota Komanda, Republik Demokratik Kongo, mereka berkumpul saat kelompok militan menyerbu dengan kekerasan. Semua orang, tidak peduli usia atau iman, menjadi korban. Di antara mereka ada sembilan anak yang harus mati di tempat ibadah mereka sendiri.
Apa yang Sebenarnya Terjadi di Komanda?
Siapa yang Menyerang dan Mengapa?
Kapan dan Di Mana Tepatnya Tragedi Ini Terjadi?
Wilayah Komanda di provinsi Ituri di bagian timur laut Kongo adalah tempat tragedi terjadi pada malam Minggu. Kekejaman meledak di tengah-tengah komunitas yang berkumpul untuk berdoa malam.
Komanda berada di daerah yang kaya akan sumber daya alam, sebuah paradoks yang membuatnya menjadi sasaran mudah bagi kelompok bersenjata yang ingin menguasai tanah, kekayaan, dan bahkan nyawa mereka.
Berapa Korban dan Seberapa Parah Dampaknya?
Menurut pernyataan penjaga perdamaian PBB, sedikitnya 43 orang terbunuh, termasuk 19 wanita, 15 pria, dan 9 anak-anak. Ada juga yang mengalami luka yang parah dan saat ini berjuang antara hidup dan mati.
Tidak hanya nyawa yang melayang, tetapi ketenangan warga juga terganggu. Militer Kongo menyebut serangan itu sebagai "pembantaian skala besar" dan mengatakan bahwa para teroris melakukannya sebagai balas dendam atas operasi militer gabungan yang sedang berlangsung.
Siapa ADF dan Apa Hubungannya dengan ISIS?
Latar Kelam Kelompok Bersenjata ADF
Kelompok ADF pertama kali muncul di Uganda pada tahun 1990-an, dan mereka awalnya menuduh pemerintah menganiaya umat Muslim. Namun, pusat operasi mereka sekarang berlokasi di wilayah timur Kongo. Mereka bertindak tanpa belas kasihan di sana, menyerang semua kelompok agama, menyebarkan ketakutan, dan merekrut orang dengan paksaan.
ADF secara terbuka menyatakan setia kepada ISIS pada 2019. Sejak saat itu, mereka menjadi lebih terorganisir dan buas dan menyerang fasilitas pemerintah dan tempat ibadah, termasuk gereja.
Mengapa Gereja Menjadi Sasaran?
Kekerasan terhadap komunitas agama di Kongo semakin panjang setelah serangan terhadap gereja di Komanda. Vivian van de Perre, wakil kepala misi PBB, menggambarkan serangan ini sebagai "tindakan yang melanggar seluruh prinsip kemanusiaan dan norma internasional."
Bagi kelompok seperti ADF-ISIS, rumah ibadah adalah simbol damai yang harus dihancurkan agar masyarakat tetap dalam ketakutan. Iman, bagaimanapun, tidak semudah itu ditaklukkan. Lalu Mengapa Gereja sering menjadi sasaran? sebagai umat Kristen jangan heran, dalam Alkitab Perjanjian Baru pun sudah dinyatakan seperti dalam 2 Timotius 3: 12-13 :
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
Bagaimana Reaksi Militer dan Harapan Umat?
Langkah Taktis dan Seruan untuk Waspada
Tentara Kongo Letnan Jules Ngongo menyatakan bahwa operasi militer terhadap ADF tidak akan berhenti sampai mereka mencapai "benteng terakhir" mereka. Selain itu, ia mengimbau orang untuk tetap waspada dan segera melaporkan kecurigaan.
Namun, teror terus terjadi meskipun militer Kongo dan Uganda bekerja sama sejak 2021. Bulan ini saja, ADF telah melakukan dua serangan besar yang menewaskan lebih dari sembilan puluh orang.
Harapan yang Tak Padam Meski Berduka
Namun, ada sedikit harapan di tengah kegelapan yang menyelimuti Komanda. Kapankah damai akan kembali? Orang-orang Kristen di Kongo dan di seluruh dunia sekarang menatap langit sambil berdoa. Apakah iman masih dapat bertahan ketika gereja yang dahulunya suci sekarang menjadi medan perang?
Saat Dunia Menangis, Gereja Tetap Berdiri
Doa Tidak Pernah Mati, Meski Jemaat Gugur
Gereja Tuhan, bangunlah! Karena iman menjadi lebih kuat ketika tubuh dihancurkan. Saat air mata menetes, langit bersaksi. Kami tidak dapat tinggal diam.
Pesan Pengutusan
saudara-saudara seiman, mari kita berdiri bersama orang-orang Kristen di Kongo. Jadilah suara bagi mereka yang terbungkam dan cahaya bagi mereka yang sekarang hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Doakan mereka, dan jangan lelah bergantung pada Tuhan, yang dapat memperbaiki semua.
Tuhan masih bekerja dan Dia belum selesai. - (pr)**
--------------------------------------------------------
Source: dw.com (28/7/2025), bbc.co.uk (27/7/2025); Writer: penarohani; Editor: penaRadmin
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments