Bukan Cuma Doa, Tapi Tiket: Gerakan Gereja untuk Keadilan Global

Gereja Menyatukan Doa dan Aksi untuk Keadilan Global

Internasional Kristiani, Pena Rohani - Gerakan Gereja untuk Keadilan Global - Di tengah pergulatan dunia, gereja tak hanya mengandalkan doa. Ada aksi nyata yang menggerakkan tubuh, langkah, dan hati umat Kristen di seluruh dunia. Di bawah langit Mesir yang bersejarah, pada 25 Oktober 2025, para pemimpin gereja dari berbagai penjuru dunia berkumpul dalam konferensi yang mengusung tema “Bukan Cuma Doa, Tapi Tiket: Gerakan Gereja untuk Keadilan Global.” Ini adalah langkah besar dalam perjalanan panjang untuk mencari kesatuan, perdamaian, dan keadilan bagi seluruh umat manusia.

Konferensi di Wadi El Natrun: Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan

Konferensi Dunia Keenam tentang Iman dan Ketertiban yang digelar di Wadi El Natrun, Mesir, bukan sekadar pertemuan rutin. Melainkan sebuah panggilan untuk merajut kembali persatuan umat Kristen yang telah lama terpecah oleh perbedaan doktrin dan orientasi teologis. Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia (WCC), Pendeta Prof. Dr. Jerry Pillay, mengungkapkan, “Bagaimana kita bisa menemukan jalan bersama, sementara sejarah panjang kita penuh dengan perbedaan?”

Selama lima hari pertemuan, para pemimpin gereja dari berbagai denominasi mengeksplorasi jalan menuju kesatuan melalui dialog teologis yang membangun. Pillay mengingatkan kita akan pentingnya keramahtamahan gereja-gereja Ortodoks dan Gereja Koptik di Mesir, yang menghubungkan kita dengan akar spiritualitas Kristen yang lebih dalam.

Sebuah Dialog Global untuk Perdamaian dan Keadilan

Uskup Agung Abraham dari Los Angeles juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam konferensi ini, menunjukkan bahwa masa depan gereja ada di tangan mereka yang terlibat aktif dalam diskusi dan aksi untuk mewujudkan keadilan sosial. Dalam nuansa harapan dan syukur, mereka sepakat bahwa gereja harus menjadi agen perubahan, bukan hanya tempat untuk berdoa, tetapi juga untuk bertindak.

Pariwisata sebagai Sarana Mewujudkan Keadilan Sosial

Tidak hanya di Mesir, di Indonesia pun gereja turut berperan dalam menciptakan keadilan global. PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) menyelenggarakan Lokakarya Teologi Pariwisata yang berperspektif Trinitarian pada 23–26 Oktober 2025. Lokakarya ini bertujuan untuk mendorong gereja agar terlibat dalam pembangunan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berlandaskan pada keadilan sosial dan ekologi.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan "Gerakan Gereja untuk Keadilan Global"?

Gerakan Gereja untuk Keadilan Global mencakup berbagai inisiatif gereja untuk memajukan perdamaian, keadilan sosial, dan keutuhan ciptaan melalui tindakan nyata, termasuk dialog teologis dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Mengapa Mesir dipilih sebagai tempat konferensi?

Mesir memiliki makna simbolis dalam sejarah Kristen, terutama sebagai tempat perlindungan bagi keluarga suci. Konferensi ini mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan dunia saat ini.

Apa yang dibahas dalam Lokakarya Teologi Pariwisata PGI?

Lokakarya ini membahas bagaimana gereja dapat berperan dalam mewujudkan pariwisata yang berkeadilan, dengan menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

Kesimpulan dan Pesan Pengutusan

Gerakan ini mengajak kita untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga bertindak. Sebagai gereja, kita dipanggil untuk membawa perubahan nyata bagi dunia ini, membangun jembatan perdamaian di tengah ketegangan, dan menjaga ciptaan Tuhan.

Sebagai pengutusan, mari kita ingat Yohanes 14:27 ayat ini: 

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Saatnya bergerak, bersatu, dan menjadi agen perubahan di dunia ini. Tuhan memanggil kita untuk lebih dari sekadar doa; Tuhan memanggil kita untuk bertindak! - (pr)**

Source: oikoumene.org, dan pgi.or.id; Writer: penarohani; Editor: penaRadmin.