Saat Hari Baru Membuka Pintu Harapan
Pena Rohani - Kurikulum Deep Learning GMIT - Pernah bayangkan sekolah sonde cuma soal hafalan rumus atau baca teks panjang? Nah, Minggu, 6 Juli 2025 kemarin, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) buat gebrakan yang bikin semangat belajar makin tancap di hati dong muda-mudi. Di Jemaat Ebenhaezer Betun, Klasis Malaka, Launching Kurikulum Deep Learning GMIT resmi dikibarkan, bikin seluruh wilayah pelayanan GMIT terasa masuk babak baru dunia pendidikan.
Kata orang bijak, hidup tanpa belajar itu kayak kopi tanpa gula pahit, bro! Jadi, GMIT hadir dengan rasa baru, bawa Kurikulum Deep Learning GMIT supaya anak-anak belajar sonde sekadar hafal, tapi paham, pikir kritis, dan hidup lebih nyata.
Apa yang Terjadi?
Sebuah Launching yang Mengubah Cara Pandang Pendidikan
Tiga hal keren diluncurkan sekaligus:
-
Kurikulum Deep Learning GMIT: metode belajar biar anak-anak kotong pikir kritis, bukan sekadar hafal-hafal sa.
-
Sistem Pembelajaran E-Learning: biar belajar bisa lewat HP atau laptop, sonde tunggu guru datang baru gerak.
-
Buku ‘Jembatan Ide’ dan ‘Ruang Kisah’: hasil kerja keras para guru kreatif GMIT.
Menurut Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi K. Wenyi, ini bukan sekadar program biasa, tapi investasi besar kotong di bidang pendidikan. “Pendidikan itu bekal masa depan. Kalau gereja tidak mulai sekarang, kapan mulai? Kita mau GMIT jadi emas menuju 2045, jadi sekarang waktunya tanam dalam-dalam,” kata beliau penuh semangat.
Di Mana Peristiwa Ini Berlangsung?
Kapan Momentum Ini Terjadi?
Tepat pada hari Minggu cerah, 6 Juli 2025, saat matahari baru saja menyapa Malaka dengan hangatnya, suara gereja dan langkah para pendidik menyatu dalam satu irama pengharapan.
Siapa Saja yang Terlibat?
Bukan main, banyak tokoh dan pemimpin hadir dalam momen bersejarah ini. Mulai dari:
-
Pdt. Lay Abdi K. Wenyi dan jajaran Majelis Sinode GMIT
-
Para Pendeta GMIT
-
Wakil Bupati Malaka, Henri Melky Simu, yang kasih dukungan penuh
-
Anggota DPRD NTT, Winston Rondo
-
Direktur Rumah Literasi Cakrawala NTT, Gusti Rikarno
-
Forkopimda Malaka, Ketua DPRD, Kapolres, Camat, dan Kepala Kantor Kementrian Agama
-
Para pemimpin agama lain seperti MUI Malaka, KMK TTU, KMK Belu
-
Guru-guru GMIT yang punya semangat luar biasa
-
Anak-anak sekolah yang tampil manis dalam tarian ‘Suguhan Siri Pinang’
Kotong lihat sendiri, ini bukan acara kecil-kecilan. Ini gerakan bersama!
Mengapa Kurikulum Deep Learning GMIT Ini Penting?
Karena Masa Depan Butuh Otak Cerdas dan Hati yang Tulus
Beta mau bilang jujur: dunia pendidikan sekarang sudah berubah talalu cepat. Anak-anak sonde bisa lagi belajar cuma cara lama hafal rumus, catat materi, terus lulus ujian. Dunia nyata butuh orang-orang yang mampu berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Nah, Kurikulum Deep Learning GMIT hadir menjawab tantangan ini. Konsepnya sonde asal comot, tapi disusun berdasarkan pendekatan pendidikan abad 21 dan konteks GMIT sendiri. Artinya:
-
Anak-anak dilatih berpikir mendalam (deep thinking), bukan cuma ingat pelajaran tapi paham makna dan dampaknya dalam hidup sehari-hari.
-
Pembelajaran aktif: siswa diajak diskusi, eksplorasi, praktik, dan refleksi, bukan cuma duduk diam dengar ceramah.
-
Guru sonde lagi jadi pusat segalanya, tapi jadi fasilitator yang mendorong anak menemukan jawaban sendiri.
-
Ada integrasi nilai iman Kristen supaya pendidikan sonde sekadar pintar otak, tapi juga bijaksana hati.
Kurikulum ini juga sonde tabrak kurikulum nasional. Justru dia jadi teman belajar, yang memperkaya materi dari pemerintah. Jadi apa yang didapat di sekolah tetap sesuai standar nasional, tapi dengan pendekatan yang bikin siswa lebih kreatif dan relevan dengan kehidupan.
Lalu, Kenapa GMIT Perlu Deep Learning?
Deep Learning juga bantu anak-anak GMIT sonde ketinggalan dari anak-anak di kota besar atau luar negeri. Lewat e-learning misalnya, anak-anak di Malaka atau pelosok Timor bisa belajar cara yang sama modernnya dengan sekolah-sekolah di Jakarta atau Singapura.
Jadi, beta bilang jelas:
-
Pendidikan berkualitas itu hak semua orang.
-
Gereja punya tanggung jawab mendidik bukan cuma soal iman, tapi juga akal sehat dan karakter.
-
Kalau mau GMIT Emas 2045, investasinya mulai dari sekarang, dari anak-anak sekolah hari ini.
Bagaimana Proses Ini Berjalan?
Semua berjalan dengan kombinasi iman, ilmu, dan teknologi. Gereja GMIT siapkan kurikulumnya, guru-guru siap latihannya, anak-anak siap semangatnya, dan pemerintah Malaka kasih support lewat pembangunan sekolah dan penempatan guru-guru baru. Ini namanya kerja bareng/bersama-sama, sonde main-main.
Kata Wakil Bupati Malaka
Henri Melky Simu bilang begini, “Bulan Pendidikan GMIT ini bukan cuma soal tambah ilmu, tapi soal membangun karakter dan iman yang kokoh dalam Kristus.” Dia juga janji, Pemda Malaka siap terus dampingi gereja dan sekolah-sekolah GMIT lewat berbagai program.
Suasana Penuh Syukur dan Tarian Budaya
Acara ini makin meriah dengan tarian khas Malaka Suguhan Siri Pinang, persembahan siswa SMK Malaka. Lalu, jemaat masuk dalam ibadah syukur, dipimpin para pendeta GMIT yang membakar semangat semua orang untuk terus melayani di bidang pendidikan.
Sebuah Awal, Bukan Akhir
Launching Kurikulum Deep Learning GMIT ini bukan sekadar seremoni, tapi tanda bahwa gereja, sekolah, dan pemerintah kompak membangun generasi yang cerdas dan berkarakter. Kotong harap, anak-anak Malaka dan seluruh GMIT sonde cuma pintar di kertas, tapi hidup benar dalam Kristus.
Mari terus tanamkan semangat belajar yang kritis dan penuh kasih, sebab masa depan gereja dan bangsa ada di tangan anak-anak yang hari ini sedang belajar.
Belajar Bukan Hanya untuk Dunia Ini
“Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”-Mazmur 90:12 - Amin.(pr)**
Writer: yakangbloger; Editor: penaRadmin.
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments