TUA6BSG5BUA5BUA5TfGpGpdoTd==
Light Dark
Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Refleksi mendalam dari Yohanes 21:1-14 tentang penampakan Yesus yang memperteguh iman umat Kristen di tengah keberagaman budaya.
Table of contents
×
Daftar Isi [Tampil]

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Ketika Laut Kehidupan Terasa Kosong

Pena Rohani - Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya - Di ujung malam, ketika jala sudah dilempar berulang kali tapi tetap kosong, hati mulai lelah dan pikiran pun goyah. Dalam hidup ini, banyak orang seperti para murid yang kembali ke perahu lama mereka, berharap hasil dari usaha yang dulu pernah memberi hidup. Tapi seperti di Danau Tiberias itu, kadang kenyataan berkata lain. Laut lebar tapi ikan tak nampak. Sama seperti kehidupan yang luas, tapi pengharapan terasa jauh.

Dalam dunia yang semakin modern dan penuh kebisingan, kisah sederhana di Yohanes 21:1-14 berbicara seperti angin lembut di siang panas. Penampakan Yesus kepada para murid setelah kebangkitan-Nya bukan hanya sebuah peristiwa, melainkan pesan yang menembus zaman. Bahwa dalam kelelahan, kebingungan, dan kekosongan, Dia tetap datang. Datang tidak dengan gemuruh, tapi dengan kehadiran yang menyapa, "Anak-anak, adakah lauk-pauk padamu?"

Itulah awal dari peneguhan iman. Sebuah sapaan yang membalikkan suasana. Dan dari sanalah, kita memulai perenungan ini.


1. Latar Belakang Bacaan Yohanes 21:1-14 – Ketika Yesus Menjumpai yang Letih

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Setelah peristiwa salib dan kebangkitan, para murid kembali ke Galilea. Mungkin mereka masih bingung. Apa yang harus dilakukan? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Petrus yang dikenal semangat dan keras kepala mengajak, "Aku pergi menangkap ikan." Yang lain ikut.

Seperti orang Kupang bilang, "Kalau sonde tahu mau bikin apa, ba pulang saja pigi cari ikan."

Tapi malam itu, meski laut luas dan jaring dilempar berkali-kali, hasilnya nihil. Hingga pagi menjelang, Yesus berdiri di pantai. Mereka tidak tahu itu Dia. Dan dari kejauhan, Yesus bertanya, "Anak-anak, adakah lauk-pauk padamu?"

Pertanyaan itu bukan sekadar basa-basi. Itu pertanyaan yang menyingkapkan kenyataan mereka. Mereka menjawab, "Tidak ada."

Lalu Yesus menyuruh mereka melemparkan jala ke sebelah kanan perahu. Dan ajaib! Ikan begitu banyak sampai-sampai mereka tidak sanggup menarik jalanya. Saat itulah Yohanes berkata, "Itu Tuhan!"

Yesus kemudian mengundang mereka sarapan. Di situ, di pantai, di antara ikan dan roti, ada peneguhan iman. Bukan lewat khotbah panjang, tapi lewat kehadiran yang nyata dan pelayanan yang sederhana.

2. Makna Penampakan Kristus bagi Murid-Murid – Iman yang Disusun Ulang

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Penampakan ini bukan penampakan pertama setelah kebangkitan, tapi momen ini sungguh membekas. Karena Yesus datang bukan di tempat ibadah, bukan dalam keramaian kota, tapi di tempat kerja, di danau, di tengah keseharian.

Bagi murid-murid, Yesus hadir di titik letih mereka. Di saat hasil tak kunjung tiba dan hati kehilangan arah. Penampakan itu seperti pelita di malam tanpa bulan. Dia tidak menegur keras, tidak menuntut jawaban, hanya memberi perintah sederhana yang mengubah segalanya.

Kadang hidup kita perlu seperti itu. Ketika Tuhan hadir bukan lewat hal-hal spektakuler, tapi lewat kesederhanaan seseorang yang menolong, secangkir kopi dari teman, atau sapaan hangat di pagi yang berat. Di situ, iman kembali dikuatkan.

Yesus tidak hanya memperlihatkan diri-Nya, Dia juga memberi makan. Sebuah tindakan kecil yang penuh makna. Dia melayani mereka, seolah berkata: "Aku tetap Tuhanmu, dan Aku tetap mengasihimu, bahkan ketika kau belum menangkap satu ekor ikan pun."

3. Refleksi untuk Umat Kristen Masa Kini – Di Mana Tuhan Menampakkan Diri Hari Ini?

Dalam dunia yang bergerak cepat, orang-orang sering merasa lelah secara rohani. Ada yang terus bekerja, mengejar pencapaian, tapi di dalam hati mereka berkata, "Beta lelah." Mereka seperti murid yang pulang malam-malam, hasil nol, tenaga habis.

Penampakan Kristus hari ini bisa hadir lewat banyak cara. Tidak selalu lewat mimpi atau penglihatan. Bisa jadi lewat renungan pagi, lagu rohani yang menyentuh, atau bahkan lewat kegagalan yang membuat kita bersandar penuh pada Tuhan.

Iman Kristen bukan sekadar tentang percaya akan hal-hal besar, tapi juga setia dalam hal kecil. Dalam budaya kita yang makin kompleks dan dinamis, kita perlu belajar mengenali suara Tuhan yang halus tapi kuat. Suara yang berkata, "Coba lagi, tapi kali ini di sebelah kanan."

4. Iman Kristen dalam Konteks Budaya Lokal – Injil yang Mengakar di Tanah Sendiri

Sebagai orang Kupang, kita kenal baik tentang hidup dalam kebersamaan, tentang makan bersama, dan tentang pentingnya sapaan. Ketika Yesus memanggil para murid, Dia tidak menyuruh mereka berlutut atau berkhotbah, tapi mengajak makan.

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Dalam budaya kita, makan bersama bukan hanya soal kenyang. Itu tanda penerimaan, tanda persaudaraan. Maka Yesus menampakkan diri bukan hanya untuk menunjukkan kuasa, tapi untuk membangun kembali hubungan.

Dalam konteks budaya lokal, iman Kristen harus menjadi seperti akar yang masuk dalam tanah bukan hanya tempel di permukaan. Kita perlu pewartaan yang tidak asing bagi telinga dan hati orang lokal. Seperti orang tua di kampung yang bercerita sambil bakar ikan, Injil juga bisa dibagikan lewat cerita, lewat pengalaman hidup, lewat kesaksian nyata.

Yesus menunjukkan bahwa iman itu tidak harus kaku. Ia bisa hadir dalam jaring ikan, dalam bara api, dalam roti hangat.

5. Ilustrasi Kekinian – Tuhan di Tengah Notifikasi dan Layar Gadget

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Bayangkan seorang pemuda yang bekerja di kota besar. Setiap pagi ia bangun dengan suara notifikasi, tenggelam dalam rutinitas kerja, rapat daring, dan tenggat waktu. Ia merasa hidupnya penuh, tapi hampa. Layaknya jala yang dilempar tiap hari, pekerjaannya sibuk, tapi tidak memberi makna.

Satu hari, ia memutuskan cuti dan pulang kampung. Duduk di belakang rumah, ditemani kopi dan suara ayam berkotek. Di situ, dalam kesunyian dan keheningan, ia mulai mendengar suara yang lama ia lupakan. Suara Tuhan, yang tidak bersaing dengan notifikasi, tapi berbicara di sela kesunyian.

Penampakan Kristus hari ini bisa seperti itu: hadir di balik keputusan untuk berhenti sejenak. Di tengah dunia digital, Tuhan menampakkan diri bukan dengan teknologi mutakhir, tapi dengan hati yang mau diam dan mendengar. Sama seperti murid-murid yang baru menyadari kehadiran Yesus setelah taat dan melempar jala sekali lagi.

Secara objektif, inti dari refleksi ini mengajak pembaca untuk menyadari bahwa kehadiran Kristus nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penampakan itu bisa terjadi dalam bentuk dorongan hati, pertolongan orang lain, atau kejadian sederhana yang menyadarkan kita akan kasih dan penyertaan Tuhan. Bukan bentuk fisik yang kita cari, tapi kehadiran-Nya yang menguatkan dan mengarahkan ulang hidup kita.

6. Penutup – Ketika Tuhan Berdiri di Pantai Kehidupan

Penampakan Kristus Memperteguh Iman Umat Berbudaya | Yohanis 21:1-14 | Minggu ke V Paskah

Yohanes 21:1-14 bukan hanya cerita masa lalu. Ini adalah kisah setiap kita yang pernah merasa kosong, pernah gagal, dan bertanya apakah Tuhan masih peduli.

Kabar baiknya, Tuhan tetap berdiri di pantai. Dia melihat kita, bahkan ketika kita tidak melihat-Nya. Dia menyapa, bahkan saat kita terlalu sibuk menata jala. Dan ketika kita menurut, keajaiban terjadi.

Penampakan Kristus memperteguh iman bukan dengan teriakan, tapi dengan kehadiran. Dengan roti dan ikan. Dengan kasih yang tidak banyak bicara tapi banyak berbuat.

Maka hari ini, siapa pun yang membaca renungan ini, mari tanyakan dalam hati:

Apakah Tuhan sedang berdiri di pantai hidupku? Dan apakah aku cukup peka untuk mengenali-Nya?

Karena mungkin saja, di balik sapaan biasa, ada Tuhan yang sedang meneguhkan imanmu. Amin - (pr)**

Tonton Video Refleksinya : 

Sumber Nas: Yohanis 21:1-14;  writer: y.lomang,pengaj. editor: penaRadmin/pr

Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless. 

© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani   

0Comments